[ppmsdirjianbang.akmil.ac.id. by Dian] – Kegiatan Pengandian Masyarakat Institusi Akmil dilaksanakan pada tanggal 24 Juli sampai dengan 8 Agustus 2018 di Plataran Selomartani Kecamatan kalasan Kabupaten Sleman. Pengabdian masyarakat, merupakan kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, antara lain dalam hal perluasan wawasan, pengetahuan maupun keterampilan yang dilakukan civitas akademika sebagai perwujudan dharma bhakti serta wujud kepedulian untuk berperan aktif guna meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan masyarakat luas, terlebih bagi masyarakat ekonomi lemah. Pengabdian masyarakat juga merupakan pelaksanaan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya langsung kepada masyarakat secara kelembagaan melalui metodologi ilmiah sebagai penjabaran Tri Dharma Perguruan Tinggi serta tanggung jawab yang luhur dalam usaha mengembangkan kemampuan masyarakat sehingga dapat mempercepat laju tercapainya tujuan pembangunan nasional. Kegiatan Pengabdian Masyarakat dititikberatkan pada kegiatan fisik maupun non fisik.

Melaksanakan Pembangunan Mushola di Monumen Taruna MA Yogya Plataran.

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Mushola di Plataran
Kegiatan Pembangunan Mushola

Melaksanakan  penyuluhan teknik memanen air hujan dari komunitas Banyu Bening. Air hujan merupakan anugrah dari Tuhan YME yang sangat bermanfaat, menyehatkan serta alami. Dalam memproses air hujan diawali dengan menampung air hujan pada bejana ataupun drum plastik, tunggu 15 – 20 menit sehingga diperoleh air yang bebas polusi udara. Setelah itu saring, kemudian masukkan kedalam bejana yang basa dan asam, kemudian dialiri listrik melalui adaptor. Setelah itu aliran listrik tersebut berproses ke air melalui konduktor (titanium), sehingga akan memisahkan asam dan basa. Dalam proses tersebut, yang bermuatan H positif tertarik ke bejana asam, sedangkan yang bermuatan H negatif akan tertarik ke bejana asam.

Penyuluhan Komunitas Banyu Bening

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu dan remaja putri  pelatihan keterampilan olahan aneka kuliner berbahan baku jagung dan ketela. Bahan baku tersebut merupakan potensi lokal desa Selomartani, dimana sebelumnya hasil panen ketela sebagian dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi. Untuk itulah maka bahan ketela dan jagung tersebut diolah menjadi nugget dan eggroll agar dapat memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Pelatihan Kuliner

Ceramah dan sosialisasi Kamtibmas yang disampaikan oleh Ipda Pol Oktavia dari Binmas Polres Sleman dan dilanjutkan sosialisai bela negara serta rekruitmen masuk TNI dari Akmil dan dilanjutkan pembagian leaflet Taruna Akmil.

Penyuluhan Kamtibmas

Hasil Yang Dicapai.

Pelaksanaan Pengabdian Masyarakat melalui pelatihan aneka kuliner  dinilai sangat bermanfaat sekali dan dapat dirasakan langsung  Masyarakat Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, sehingga mereka diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas, inovasi, memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengolah potensi lokal Desa Selomartani sehingga bahan lokal tersebut memiliki nilai ekonomis guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

            Kegiatan ceramah dan sosialisasi Kamtibmas sangat bermanfaat dalam memperoleh pengetahuan tentang kondisi keamanan wilayah, berita hoax dan penyalahgunaan narkoba. Selanjutnya pada kegiatan sosialisasi bela negara masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam wujud bela negara secara nyata dalam masyarakat sehari-hari, misalnya bertani dan berkebun merupakan bentuk bela negara dalam mendukung ketahanan pangan, dimana kalau kekurangan pangan akan berdampak terhadap keresahan dan terganggunya stabilitas keamanan. Pada kegiatan sosialisasi masuk TNI, ditekankan bahwa untuk menjadi prajurit TNI, dimulai dari pendaftaran, seleksi sampai pendidikan tidak dipungut beaya dan memenuhi persyaratan serta lulus seleksi. Berdirinya bangunan mushola yang ada di area monumen Plataran telah menjawab keinginan masyarakat sehingga akan menambah kenyamanan bagi pengunjung monumen perjuangan Taruna apabila akan mengerjakan sholat lima waktu dan tarawih maupun dipakai untuk “Mujahadahan” setiap 35 hari sekali (selapan).